
Ketika mendiskusikan peran dan posisi public relations (PR) masa kini, maka tak bisa dipisahkan dengan fenomena web 2.0 yang tengah terjadi saat ini. PR dan media ibarat dua sisi mata pisau. Kemana PR bergerak, disitu pula media ada. Itu sebabnya, ketika internet dinyatakan telah mendorong terjadinya 'ledakan' gerakan media baru yang disebut social media, keberadaan PR pun lalu dipertanyakan.
Mengapa? Karakter social media adalah mengedepankan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi terbuka dimana setiap orang mempunyai kesempatam untuk menyuarakan ide, pendapat, dan pengalaman mereka melalui media online khusus (blog atau website) ataupun jaringan online sosial, seperti Facebook, My Space, Blogger, You Tube, dan sebagainya. Dengan karakter seperti itu, berarti social media memiliki peran seperti PR. Media baru secara alamiah menggantikan sebagian besar tugas praktisi PR di dalam perusahaan. "Kalau praktisi PR tidak cermat menyikapi diri, profesi mereka akan tergerus secara alami pula, " Yuswohady, penulis buku Crowd yang juga Chief Executive, MarkPlus Institute of Marketing (MIM) khawatir.
Menurutnya, jika peran PR hanya diterjemahkan sebagai layaknya salon kecantikan yang memoles wajah perusahaan dengan pupur dan gincu -- agar yang jelek di dalam menjadi kinclong di luaran -- maka tugas praktisi PR bisa 'gagal total'. Ini karena upayanya itu akan dilindas oleh keberadaan social media yang jelas lebih agresif, terbuka, transparan. Social media itulah yang akan membuka semua kedok yang ditutupi.
Jika upaya praktisi PR dalam membangun citra positif perusahaan hanya dilakukan dengan bicara positif ke wartawan dan media massa. Jika mereka melakukan kegiatan-kegiatan corporate social responsibility yang standar dengan menulis advertorial di sebanyak-banyaknya di sebanyak mungkin surat kabar mengenai perilaku baik perusahaan, Yuswohady cemas, profesi PR benar-benar berada diambang kehancuran.
"Kalau praktisi PR masih menyikapi pekerjaannya seperti itu, bahaya. Profesi PR bisa bakal mati. Posisi mereka digantikan oleh Chief Blogger Officer (CBO) seperti Richard Brewer-Hay," kata Yuswohady menunjuk eBay yang menyewa veteran social media, Richard Brewer-Hay, untuk merancang dan meluncurkan sebuah blog. eBay Ink. Situs ini memberi akses bagi pelanggan untuk berkomunikasi secara langsung dan transparan dengan eBay.
Sesungguhnya perkembangan dunia PR tidak seekstrem gambaran Yuswohady. Diakui atau tidak, situasi sekarang telah mendorong praktisi PR melakukan reposisi diri. Ada tiga hal penyebabnya. Pertama, banyak perusahaan menghendaki aktivitas komunikasi mereka terpadu dengan kegiatan pemasaran, atau lebih dikenal dengan nama komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communications). Artinya, PR menjadi bagian dari marketing, sehingga ia pun terlibat dalam konsep dan eksekusinya. Praktisi PR memiliki target-target yang tak hanya pada upaya membangun citra, tetapi juga target-target terukur mendukung upaya pemasaran dan penjualan.
Kedua, pemahaman komunikasi sudah berkembang jauh. Komunikasi bukan hanya diterjemahkan dengan hubungan satu arah, melainkan komunikasi yang terintegrasi, menggabungkan segala komponen, mulai dari public affairs, PR sampai dengan advertising. Akibatnya, kini praktisi PR terlihat lebih kreatif dalam menyajikan terobosan-terobosan yang efektif.
Kenapa? "Karena seiring perkembangan masyarakat, isu-isu yang dihadapi oleh klien juga semakin kompleks, sehingga strategi PR yang konvensional tidak bisa mencapai tujuan yang diinginkan," ujar Tursiana Setyohapsari, konsultan PR di pemerintah dan perusahaan swasta. Menurutnya, praktisi PR dituntut untuk jeli dalam mengidentifikasi peluang dan "berani" mengambil manuver.
Ketiga, era web 2.0 membuka mata praktisi PR terhadap cara komunikasi baru yang lebih sederhana, sepat, mudah, dan menjangkau sasaran luas. Pergerakan informasi yang transparan dan real time adalah sesuatu yang tidak terelakkan. Dengan demikian, praktisi PR diharapkan tidak mengekor fenomena ini. Ia harus tetap berada di lini depan, thought leadership di bidang kehumasan dengan cara aktif terlibat dalam kegiatan social media, berpartisipasi dalam komunitas online, yang semuanya mengarah kepada tujuan membuka jalan komunikasi bagi klien-kliennya.
Hal ini juga disampaikan Ong Hock Chuan, Technical Advisor Maverick dan juga juri PR Award. Menurutnya, dalam dua tahun terakhir ini tuntutan klien sudah mengarah ke sana. Diantaranya, AXIS, salah satu kliennya, meminta bantuan strategi penggunaan social media. Artinya, reposisi ini bukan hanya karena keadaan, tapi juga karena tuntutan dan kebutuhan klien-kliennya.
Perubahan peran PR dan program-programnya juga terlihat dari peserta PR Award 2009 yang diselenggarakan majalah MIX untuk kedua kalinya ini. Dari 28 program PR yang diikutsertakan dalam penilaian, secara umum telah memperlihatkan terobosan kreatif dalam konsep maupun eksekusinya.
Para praktisi PR tidak bekerja sendirian, melainkan juga melibatkan secara aktif objektif pemasaran dan sekaligus penjualannya. Seperti diungkapkan tim PR PT Unilever Indonesia Tbk dalam program Kampanye PR "Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia", mereka bersinergi dengan tim Marketing Lifebuoy untuk membuat strategi komunikasi yang pas, yang sesuai dengan target dan ekspektasi Lifebuoy.
Dikatakannya, creative thinking untuk membuat PR campaign Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (adalah bagaimana agar kampanye ini bisa mendapatkan perhatian media yang sebesar-besarnya dan menjalin kemitraan yang harmonis antara Unilever dan pemerintah (Departemen Kesehatan). Namun, karena kampanye ini merupakan Global Initiative, maka dari Unilever Global sudah menetapkan standar yang harus dipenuhi yaitu event Global Handwashing Day ini harus ada dalam setiap coverage yang muncul, di tulis oleh sebanyak-banyaknya media dan gaungnya menasional di setiap negara.
Berdasarkan guideline tersebut tim Media Relations Unilever di Indonesia menyusun strategi komunikasi dengan mematangkan key message yang bisa mewakili kepentingan kampanye ini dan memiliki nilai berita yang tinggi bagi masyarakat terutama masyarakat Indonesia. Dari sini, tim PR dan tim Marketing Lifebuoy saling memberikan masukan dan usulan mengenai program kemitraan yang tepat dan memilihkan mitra yang tepat untuk kampanye.
Ruddy Gobel, salah satu Juri PR Award yang juga Corporate Secretary Head PT Medco Downstream Indonesia menyadari, kompetisi program PR di Indonesia memang langka dan jarang dilakukan, sehingga memang harus selalu dicarikan formula yang tepat. Yang penting, kompetisi ini sangat strategis untuk mendorong kreativitas dan konsistensi pelaksanaan program PR. "Bagi perusahaan ini akan bermanfaat dan bisa dijadikan ukuran keberhasilan pelaksanaan program PR perusahaan," ujarnya berharap kegiatan ini konsisten dilakukan.
Dunia PR, menurutnya terus mengalami perkembangan yang pesat. Namun, diakuinya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan. Misalnya edukasi terhadap pemegang otoritas dalam perusahaan tentang arti penting PR, peningkatan konpetensi dari para praktisi PR dan juga benchmarking terhadap program-program PR yang baik dari dalam maupun dari luar.
Dari program-program yang dinilainya, menurut Ruddy, tidak ada yang terlalu spesifik dan menonjol, selain bahwa PR banyak digunakan untuk mendukung kegiatan pemasaran. Cuma, ia melihat, kreativitas program PR semakin baik, terutama karena munculnya kesadaran bahwa iklan saja tidak cukup untuk memenangkan persaingan.
Harus diingat, PR adalah elemen penting manajemen untuk memperkuat citra. Saat dimana semua elemen fisik sebuah produk atau jasa bisa diikuti oleh hampir semua organisasi, reputasi menjadi faktor pembeda dan memberikan preferensi bagi konsumen. Namun demikian, dalam menjalankan program PR, Ruddy mengingatkan, untuk melakukan program PR yang bisa dijalankan dan cocok dengan karakteristik perusahaan. "Biasanya strategi PR yang simpel jauh lebih efektif ketimbang yang complicated. Selain itu, libatkan semua elemen dalam perencanaan PR, dan yang terpenting adalah melakukan pengukuran yang konsisten untuk mengetahui seberapa sukses program PR Anda," tandasnya.
Sumber : (http://mix.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar