Senin, 07 September 2009

SAMUDRA BIRU - Starbucks Coffee


W.Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam buku Blue Ocean Strategy (BOS) menempatkan perusahaan "kedai kopi" Starbucks sebagai salah satu perusahaan inovatif yang berhasil "berenang" di Samudra Biru. Betapa tidak, Starbucks Coffee telah berhasil mencatatkan angka-angka gemilang dan fantastik!. Terdapat 11.000 kedai di seluruh dunia (tahun 2007), 5 gerai baru dibuka setiap harinya, sekitar 35 juta orang pengunjung setia setiap bulannya, 100 orang karyawan (1987) bertumbuh menjadi 100.000 orang (tahun 2006). Business Week pernah mencatat dan menobatkan Starbucks sebagai salah satu brand terbaik di seantero dunia.

Starbucks memulai bisnis kedai kopi tahun 1971 di Seattle, Washington, AS dan mulai go public pada Bulan Juni 1992. Sebagai bentuk penghargaan dan tekad menjadikan seluruh karyawan sebagai mitra kerja, Starbucks Coffee menawarkan
dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjadi pemegang saham. Artinya dengan status sebagai pemegang saham, para karyawan juga mempunyai kesempatan untuk menikmati keuntungan/laba yang diraih perusahaan ini (di luar gaji). Ini tergolong unik, karena dalam kenyataanya saham-saham suatu perusahaan besar umumnya ditawarkan kepada para eksekutif puncak (top management). Satu hal yang pasti, ketika karyawan juga turut serta menikmati profit/laba yang diraih perusahaan, maka semangat kerja, loyalitas dan tanggung jawab akan terbangun dan itu menjadi hal positif bagi kemajuan perusahaan.

Konsep Strategi Samudra Biru yang menekankan pada inovasi nilai (value innovation) sangat mudah dipahami pada bisnis yang satu ini. Inovasi nilai terlihat sangat kental melebihi inovasi teknologi (technology innovation). Ya,.. Starbucks Coffee bukanlah bisnis teknologi tingkat tinggi yang membutuhkan penalaran rumit dalam memahaminya. Bisnis ini sederhana, "kedai kopi". Ya…kedai kopi dengan sentuhan inovasi nilai.

Bagaimana Starbucks Coffee mengembangkan bisnisnya ke Samudra Biru?.

Jika kita melihat kembali kepada batasan-batasan konvensional kompetisi yang dipaparkan oleh W.Chan Kim dan Renee Mauborgne (Blue Ocean Strategy):


- Path 1 : across alternative industries

- Path 2 : across strategic groups within industries

- Path 3 : across the chain of buyers

- Path 4 : across complementary product and service offerings

- Path 5 : across functional or emotional appeal to buyers

- Path 6 : across time


menempatkan Starbucks Coffee pada path 5: across functional or emotional appeal to buyers
sebagai perusahaan yang dengan gemilang mengubah bisnis kopi sebagai komoditas menjadi daya tarik emosional bagi konsumennya. Dengan layanan terbaik, tempat kedai kopi yang nyaman serta "sentuhan" khas Starbucks lainnya, harga kopi sebagai komoditi (biji kopi) yang umumnya sekitar $0,01/cup, kopi sebagai "goods" (bubuk kopi yang telah dibungkus dalam kemasan) seharga $ 0,03~0,10/cup. Apabila kopi ditingkatkan lagi dengan "service" (kopi yang disajikan di kedai kopi umumnya), maka kopi akan berharga sekitar $0,5~3,00/cup. Terakhir, kopi dengan "experience"-nya Starbucks Coffee
dijual dengan harga fantastis $ 2,00~10,00/cup.

Starbucks Black Apron Exclusive

Starbucks Coffee
menawarkan kopi kualitas terbaik di seluruh dunia. Setiap periode tertentu Starbucks mengeluarkan produk satu edisi kopi unggul pilihan yang diperkenalkan kepada konsumennya sebagai produk utama di seluruh kedai kopi Starbucks. Program ini dikenal dengan "Starbuck Black Apron Exclusive". Kopi-kopi pilihan dari berbagai Negara pernah menjadi "Starbuck Black Apron Exclusive", di antaranya dari Zambia, Colombia, Brazil, Ethiopia, El Salvador, Tanzania. Dari Indonesia?….ada "Kopi Kampung" (Sulawesi) pada bulan Mei 2006 dan Kopi Siborong-Borong (kopi Sigarar Utang?). Ya…., Kopi Siborong-Borong pernah menjadi "Starbuck Black Apron Exclusive" pada Bulan Mei tahun 2007.

Dengan bahasa yang lugas, Dr. Joseph A. Michelli mendeskripsikan sejarah panjang dan kiat susses Starbucks dalam buku berjudul The Starbucks Experience. Tak terkecuali dipaparkan juga cerita pengalaman berkesan dan mengagumkan para konsumennya ketika masuk ke gerai Starbucks.

Namun, awal bulan ini dunia dikagetkan dengan berita penutupan sejumlah gerai perusahaan ini di Amerika Serikat. Jumlah yang akan ditutup?,…. lumayan banyak, sekitar 600 buah lokasi (sampai akhir Juli 2008). The Wall Street Journal mempublikasikan berita ini dalam artikelnya yang berjudul: Starbucks Gets Pleas Not to Close Stores. Lokasi yang paling banyak mengalami penutupan adalah gerai yang berada di wilayah California, Florida and Texas.

Apakah "Samudra Biru" Starbucks sudah mulai "memerah" dan akan beralih menjadi "Red Ocean" seiring dengan munculnya pesaing yang mengikuti langkah strategis Starbucks (me- too)?, atau adakah selera dan kebutuhan penikmat kopi khususnya di Amerika Serikat telah berubah?.

Catatan : dikutip dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar