Apakah visi itu? Jawaban paling mudah adalah mimpi seorang pemimpin berdasarkan kenyataan yang dilihatnya. Jadi merupakan campuran antara kenyataan dan mimpi. Ada mimpi, ada kenyataan. Jika hanya kenyataan saja, itu bukan visi. Jika mimpi saja tanpa berpijak kepada kenyataan, itu hanya mimpi.
Seorang pemimpin diumpamakan sebagai seorang arsitek pembangun masa depan organisasi. Dia diharapkan mampu membuat bangunan imajinernya tentang bangunan masa depan organisasi, tetapi tetap juga harus berpijak pada realitas, Creative Imagination Based on Reality.
Seorang arsitek apabila diberikan sebidang tanah yang berbukit-bukit untuk dibangun, tidak akan berpikir seperti berikut: "wah, ini sih sulit…mengapa tidak membeli sebidang tanah yang datar sehingga akan memudahkan saya untuk membangunnya?" Jika ini terjadi, bukanlah arsitek yang hebat. Mengapa? Karena tidak semua tanah itu datar. Justru ia harus menghadapi realitas yang ada (tanah berbukit-bukit), dan menciptakan bangunan yang paling layak untuk kondisi yang ada. Seorang pemimpin harus memahami realitas internal maupun eksternal organisasi, menerima keadaan ini, dan membuat angan-angan "bangunan masa depan" berdasarkan realitas ini. Imajinasi hebat saja tidak memadai, karena tetap harus berpijak ke bumi.
Visi bukan sekedar mimpi sang pemimpin seorang diri, tetapi menjadi "mimpi bersama" yang disertai oleh rasa memiliki (sense of belonging) terhadap mimpi itu. Kepemilikan terhadap mimpi bersama adalah jembatan untuk menghubungkan antara mimpi pada saat ini menuju realitas di masa depan. Mimpi akan menjadi motivator, energi penggerak untuk berpacu bersama-sama menggapainya. Kepemilikan bersama ini akan mengkristal menjadi langkah-langkah nyata menuju perwujudan mimpi itu.
Di dalam organisasi tidak ada yang bisa menggerakkan lebih kuat daripada a vision with it shared. Dan inilah sesungguhnya tugas pemimpin, bagaimana agar mimpinya iu dapat menjadi shared vision. Persis seperti kata Napoleon Bonaparte, A leader is dealer in hope. Sesungguhnya pemimpin adalah seorang pedagang yang menjajakan harapan.
Seorang pemimpin harus mengkomunikasikan, menyampaikan angan-angan dan mimpinya yang dapat membangkitkan harapan, menyulut semangat agar beranjak dari situasi masa kini, yang kadangkala pahit dan getir. Seorang pemimpin harus menyampaikan sebuah visi yang membuka jendela masa depan. Ketika Chrysler berada di jurang kehancuran, hutang menumpuk dan masa depannya sangatlah suram, datanglah seorang Lee Iaccoca.
Dengan visinya tentang 'mau dibawa kemana' Chrysler yang sudah sekarat itu, telah membangkitkan semangat para anggota organisasi. Dia mendatangi Senat, untuk minta hutang! Dia memaparkan betapa pentingnya pemerintah mengulurkan tangan dengan memberinya pinjaman kepada perusahaan yang akan bangkrut ini. Iaccoca tengah menjual 'mimpinya' kepada Senat, kepada masyarakat, kepada karyawan-karyawannya. Dia meyakinkan para anggota senat bahwa Chrysler masih dapat diselamatkan. Dan, katanya pula, menyelamatkan Chrysler berarti menyelamatkan negara dari ribuan pengangguran, menyelamatkan salah satu asset yang memberi kontribusi bermakna bagi negara. Dia pun menggaji dirinya 1 dollar. Sebenarnya gaji satu dolar ini adalah sisi emosi dari visinya mengenai Chrysler. Betapa dia begitu yakin terhadap visinya. Betapa dia berani berkorban untuk visinya. Betapa dia begitu yakin terhadap harapan tentang Chrysler di masa depan. Sebuah sentuhan emosi dari sebuah visi, yang memancarkan aura untuk mengggerakkan pengikut maupun para stake holder untuk percaya kepada mimpi-mimpinya.
Visi memiliki dua sisi, yaitu sisi rasional dan sisi emosional. Sisi rasional adalah apakah visi ini mampu meyakinkan orang bahwa angan-angan yang akan dicapai itu cukup realistis. Sisi lain adalah sisi emosional untuk memacu motivasi. Sehingga mimpi yang bernama visi itu haruslah realistis, dipercaya dan mempunyai daya tarik masa depan. Seorang pemimpin harus mampu menjual visinya yang berupa harapan-harapan sehingga semua orang percaya, semua bawahannya ikut dan terpacu semangatnya dan mereka akhirnya mengikuti gerak langkahnya untuk mencapai tujuan.
Catatan : dikutip dari suatu sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar