Minggu, 20 Maret 2011

REPOSITIONING MLM


Anda mungkin termasuk orang yang alergi dan selalu menghindar ketika dihubungi oleh teman atau kolega yang ingin menawarkan bisnis MLM (Multi Level Marketing). Banyak pihak yang sudah terlanjur apriori terhadap MLM dan menganggapnya sebagai bisnis abal-abal yang merugikan dan patut dihindari / dijauhi. Mengapa stigma dan persepsi pasar cenderung negatif terhadap MLM? Bukankah disekitar kita banyak juga member-nya yang sukses dan menjadi jutawan bahkan miliarder, lalu apa yang keliru dalam praktek bisnis MLM?

Markplus melakukan simplifikasi terhadap konsep marketing dan membaginya menjadi 3 bagian utama, yaitu Strategy (Segmentation, Targeting dan Positioning), Tactic (Differentiation, Marketing Mix dan Selling) dan Value (Brand, Service dan Process). Setiap bagian memiliki 3 komponen sehingga secara keseluruhan terdiri dari 9 elemen, ini kemudian oleh Markplus disebut sebagai Nine Core elements of marketing. Implementasi marketing yang baik semestinya merupakan konstruksi dari seluruh elemen tersebut, bukan sebagiannya saja.

Dalam praktek MLM sehari-hari, unsur marketing yang menonjol hanya penjualan (selling), pemahaman produk (product knowledge), motivasi jaringan (people coaching) dan distribusi produk melalui member (channeling). Selain itu, banyak pula perusahaan MLM yang tidak memiliki fondasi bisnis yang kredibel, cenderung terjebak dengan tren kekinian dan menjanjikan benefit yang berlebihan (irrasional). Kombinasi faktor-faktor tersebut dan pengalaman riil masyarakat maupun cerita dari mulut ke mulut (word of mouth) mendorong timbulnya bias dan persepsi yang buruk tentang MLM.

Untuk memulihkan citra bisnis MLM dan mereposisi (repotioning) persepsi pasar terhadap bisnis MLM, berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan, yakni :

Pertama : Berhentilah Menjual Mimpi, semua sales person wajib menciptakan penjualan (closing) namun pada saat yang sama dilarang (haram) melebih-lebihkan benefit produk. Bisnis MLM memungkinkan seseorang memperoleh penghasilan yang besar (kaya) tetapi itu tidak dapat diraih secara instan. Butuh waktu, kerja keras, kerja cerdas dan etika. Berikan sales plan / bonus plan riil dan rasional dan sertakan tips / trik yang realistis untuk mencapainya.

Kedua : Bangunlah Kredibilitas, siapapun yang tidak memiliki karakter lambat laun akan ditinggalkan. Perusahaan, produk maupun penjual yang performanya buruk tidak akan pernah eksis apalagi survive. Prinsip hit and run sudah basi dan sangat tidak relevan dalam era horizontal marketing. Quality, Cost and Delivery (QCD) tetap menjadi barometer kinerja produk, perusahaan dan personal. QCD yang tidak reliable, perlahan-lahan menggerogoti kredibiltas. Ketiadaan kredibilitas sama artinya kehilangan bisnis, pasar dan pelanggan.

Ketiga : Ciptakan Kreatifitas, dewasa ini pasar sangat dinamis dan terus menerus berubah. PLC (product life cycle) menjadi singkat dan mudah ditiru oleh pesaing. Membuat perbedaan saja tidak cukup apalagi ikut-ikutan tren. Jelilah melihat setiap peluang dan tantangan yang dihadapi serta lakukan kustemisasi pada saat itu juga.Jangan menunda kesempatan karena momentum (time to market) biasanya tidak berulang, manfaatkan sebelum diambil alih oleh kompetitor.

Keempat : Pelihara Silaturahmi (Customer Relationship), Banyak pemasar / penjual yang habis-habisan mengejar pelanggan (member) baru dan relatif melupakan pelanggan lama padahal gaji mereka sebagian besar datang dari pelanggan eksisting. Buat media yang memungkinkan Anda tetap kontak dengan pelanggan dan fasilitasi mereka untuk saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk komunitas baik offline maupun online. Kelola komunikasi yang terjalin dan pelihara agar tetap dalam track yang diinginkan sehingga bisa menciptakan buzzing bagi merek, perusahaan dan diri Anda sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar