Asisten pribadi manusia
telah digantikan oleh Smartphone, begitu banyak aktifitas sehari-hari yang
dimudahkan oleh Smartphones mulai dari menyimpan nomor hp, rekening bank,
kontak kolega / nasabah, agenda kerja, alarm yg membangunkan kita di pagi hari,
mengukur tekanan darah, menghitung energi yg terbakar ketika olah raga, jumlah
denyut jantung, mengelola akun jejaring sosial, mengelola foto album pribadi
hingga menyalakan senter di malam hari ketika PLN padam. Smartphone, benda
kecil yang membuat seseorang kelimpungan ketika ia tertinggal di rumah,
tercecer dijalan atau kena copet di tempat keramaian.
Semua keajaiban dari
Smartphone di atas merupakan buah dari suatu proses panjang yang disebut
sebagai "Information Revolution". Bisnis pencucian mobil (Car Wash)
di kota Buenos Aires (Argentina) beberapa waktu yang lalu mengalami anomali dengan
menurunnya tingkat kunjungan sebesar 50%. Semua pengusaha car wash kaget,
mereka saling bertanya bisnis apa yang menyebabkan penurunan kunjungan tersebut.
Apakah ada pesaing yang baru dibidang tersebut dengan bisnis model yang baru
dan canggih sehingga menyedot pengunjung pengelola car wash eksisting?
Seseorang kemudian
melakukan riset dan menemukan jawabannya. Kecanggihan teknologi peramalan cuaca
dan ketersediaan data cuaca yang akurat, menyebabkan banyak pemilik mobil yang
cenderung mengecek ramalan cuaca setiap hari. Jika ramalan cuaca menyebut bahwa
di kota tersebut dan sekitarnya bakal turun hujan, maka mayoritas pemilik mobil
akan menunda mengunjungi tempat-tempat car wash langganannya. Jadi, turunnya
tingkat kunjungan pencucian mobil bukan karena pemilik mobil berkurang atau
adanya new entrants dan substitute product, tetapi karena
peramalan cuaca yang semakin akurat.
Google saat ini tengah
sibuk dengan project Google Loon,
banyak orang mengira bahwa Google melakukan itu hanya untuk sekedar
menghadirkan koneksi internet global tanpa blank
spot di seluruh permukaan bumi. Padahal itu hanya tujuan antara, tujuan
sebenarnya dari project Google Loon
adalah bagaimana meng-capture seluruh informasi yang ada dipermukaan bumi dan
menyajikannya dalam bentuk informasi
secara instan dan rieltime.
Bayangkan jika ada
aplikasi (project Internet of things dan Big Data) yang mampu menghitung
seluruh mobil yang sedang berada di jalan raya, seluruh pesawat terbang yg
sedang mengudara dan seluruh kapal laut yang sedang berlayar. Berapa besar
nilai ekonomi yang dapat dihasilkan dari informasi seperti itu.
Tren fenomena
digitalisasi mencatat bahwa sepuluh tahun yang lalu ada 500 juta perangkat yang
terkoneksi dengan internet. Saat ini ada sekitar 8 milyar perangkat yg
terhubung ke internet, pada tahun 2025 diprediksi sebanyak 50 milyar perangkat akan
tersambung dengan internet. Konsep internet of things (IOT) sendiri
mengupayakan agar semua benda yang ada dalam kehidupan manusia bisa
ditransformasi menjadi entitas digital.
Ketika benda-benda di
sekitar kita memasuki fasa digital melalui platform IOT, maka bisnis Big Data
memasuki era kedigdayaan. Itulah sebabnya mengapa Google me-launching Google
Loon, tujuan sesungguhnya dari project tersebut adalah meng-capture semua objek
yg ada diberbagai negara dan menjadikannya digital. Agar misi ini tidak kelihatan,
maka disamarkan dengan program membangun koneksi internet global.
Google tdk jalan
sendiri dalam proses digitalisasi berbagai objek yg ada di atas muka bumi,
Facebook juga punya proyek sejenis yg disebut Facebook Drones. Selain itu ada
beberapa perusahaan seperti Skybox, Planet Labs, Nanosatisfi and Satellogic
yang telah meluncurkan ratusan nano-satellite untuk tujuan yg sama. Konon nano-satellite
tersebut mampu mengambil gambar dan video dengan resolusi 1,5 meter dari atas
muka bumi.
Google (melalui project
Google Loon) dan Facebook (melalui Facebook's Drones) sedang berlomba
meng-empowering semua benda-benda yang memiliki nilai ekonomi utk
ditransformasi menjadi objek digital.
Seperti apa outcomes dan
visualisasi Google Loon dalam 5-10 tahun ke depan? Saya akan coba memberi
ilustrasi dalam bidang transportasi. Saat ini di Amerika Serikat, Google sedang
giat menguji coba mobil otonomnya (mobil tanpa sopir). Atas uji coba tersebut,
beberapa negara bagian di AS (misalnya California) sedang menggodok regulasi
(UU) tentang mobil Otonom. Jika mobil otonom tersebut berhasil dan memasuki
pasar komersial, maka ke depan kendaraan taxi, perusahaan delivery, kurir dan
sejenisnya tidak lagi memerlukan karyawan (sopir) untuk melakukan antar jemput
penumpang atau barang-barang kiriman, semua akan dikerjakan oleh mobil otonom itu
sendiri.
Mobil otonom dapat melaju
di jalan raya dengan aman karena dipandu oleh puluhan sensor yang terpasang
dibadan mobil, sedangkan titik koordinat yang akan dilewati dari satu titik ke
titik lainnya akan dipasok secara rieltime
oleh Google Maps atau transmitter yang ditempatkan di atas bumi melalui Google
Loon.
Bagaimana dengan mobil
tradisional yg kita gunakan saat ini, apakah bisa terakomodasi? Sangat bisa, karena
melalui proyek IOT dan big data, Google mampu mendigitalisasi sebagian besar objek-objek
penting yang ada di permukaan bumi. Melalui aplikasi Google Maps yang ada saat
ini, maka Smartphones yang kita miliki mampu memasok semua informasi yang dbutuhkan
ketika sedang mengendarai mobil.
Google Maps saat ini
masih statis dan komunikasinya satu arah, ke depan akan bersifat dua arah dan
interaktif, sehingga ketika sedang berkendara, pengemudi bisa berkomunikasi
secara interaktif dengan aplikasi Google Maps yang telah ter-install dalam
smartphones. Sebagai contoh, ketika kita akan bepergian ke suatu tempat.
Tinggal sebutkan nama lokasi yang akan dituju, maka Google Maps akan segera
menyediakan semua informasi yang diperlukan secara detail tentang lokasi tujuan.
Misalnya jarak tempuh, waktu yangg dibutuhkan, jalanan yang dilewati, jalan
alternatif yang tersedia, kondisi jalan macet atau lancar, kondisi suhu, jumlah
bahan bakar diperlukan dan lain sebagainya. Hebatnya semua informasi tersebut
tersedia secara instan dan interaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar