Selasa, 01 September 2009

JACKO : Brand on Stage, Character of Individual

Saya bangun pagi hari ini dengan Breaking News bahwa Michael Jackson telah tiada. CNN sepanjang hari yang biasanya fokus pada berita politik dan ekonomi mendadak dipenuhi dengan flasback cerita sang Music Legend! Banyak orang diwawancarai tentang Michael Jackson. Dan banyak orang yang bersedih atas kehilangan dunia musik dari seorang popstar.
Saya sendiri melihatnya dari konsep New Wave Marketing tentang Brand versus Character. Di MarkPlus Inc, kami semua mengembangkan model horizontal yang lebih mengutamakan Karakter, ketimbang Merk. Bahkan saya berani mengatakan bahwa di tahun 2020, barangkali kita semua sudah jijik pada sebuah Brand without Character..
Brand Michael Jackson tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari kecil dia dipersiapkan orang tuanya menjadi Popstar Music. Bapaknya punya ambisi besar, sehingga Jacko tidak punya kesempatan untuk bermain-main sebagai anak pada umumnya. Karena itulah, ketika sudah jadi popstar dia malah mendirikan Neverland. Suka bermain dengan anak-anak sampai kebablasan..! Banyak tuduhan dari para orang tua anak-anak yang merasa dimainkan. Tapi akhirnya semua tuduhan tersebut habis di pengadilan.
Tapi, publik tetap curiga akan ke-fair-an putusan tersebut. Hati nurani mereka tetap berpendapat bahwa Jacko memang agak "sakit" jiwanya. Belum lagi ketika dia melakukan operasi kulit. Seolah dia ingin berubah dari Black Swan jadi White Man. Diam-diam orang jadi kurang simpatik. Itu menunjukkan bahwa Jacko kurang percaya diri pada warna kulitnya yang hitam.
Semua itu dilakukannya untuk membangun Brand Michael Jackson di panggung entertainment. Hasilnya bukan main.. Hampir setiap album yang di luncurkan selalu sukses. Bahkan "Thriller" masuk buku Guinness Book of Record. Orang-orang di Filipina pun melalukan senam ala Jacko... Tapi disisi lain, di sisi Karakter pribadinya orang punya "mixed feeling"...
Kalau pakai konsep PDB (Positioning, Differentiation, Branding) dari Legacy Marketing, seolah-olah gak ada yang salah di Jacko. Brand Equity nya kuat karena Positioning yang merupakan strategi Jacko sangat solid. Sangat different! Very professional sejak kecil dan different karena dia lah selebritis hitam yang ganti kulit!
Tapi kalau dibawa ke Triple C (Clarification, Codification, Character) dari New Wave Marketing. Karakter Jacko terlihat kurang baik, dia tidak bisa mengklarifikasi beberapa aksinya terhadap anak-anak kecil itu. Begitu juga dengan Kodifikasi DNA nya... Walaupun operasi kulit Jacko tetap berdarah hitam. Sesuatu yang tidak persisten. Itu bedanya dengan Obama yang Karakternya jadi sangat kuat karena dia selalu klarifikasi bahwa papanya memang orang Muslim Hitam. Mamanya Kristen Putih. Dan dia pernah tinggal di Indonesia selama empat tahun. Obama juga gak pernah malu mengakui hal tersebut, sehingga diferensiasinya terasa lebih otentik! Karena itulah, saya sering mengatakan bahwa di Era New Wave Marketing ini, Brand without Character is nothing!
Jacko telah pergi... Orang mengakui prestasinya, karena Personal Brand nya memang sangat kuat.. Tetapi orang juga meragukan Karakter pribadinya, karena tidak ada Klarifikasi dan Kodifikasi ! Selamat jalan Jacko! Semoga Anda tidak hanya meninggalkan banyak album best seller, tapi juga pelajaran hidup yang meaningful di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar