Senin, 31 Agustus 2009

TIPS MENENTUKAN BRAND

Al Ries menyebutkan bahwa merek (brand) adalah jiwa dari suatu produk. Sebagai jiwa, ia yang menentukan siklus hidup, eksistensi, daya saing dan nilai produk. Argumentasi ini rasanya tidak terlalu berlebihan, coba Anda perhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu banyak penawaran produk sejenis yang kita temukan diberbagai tempat, baik diwarung, pasar tradisional, departemen store maupun mall. Konsekuensi dari berlimpahnya produk tersebut menimbulkan kebingungan di kalangan konsumen untuk menentukan pilihan dalam proses pembelian. Dalam situasi semacam ini, konsumen akan cenderung membeli produk dengan merek yang telah mereka kenal sebelumnya. Fenomena lain yang memperkuat pernyataan di atas adalah semakin meningkatnya transaksi perdagangan melalui internet yang lazim kita sebut e-commerce. Model transaksi bisnis e-commerce tidak memungkinkan konsumen untuk melihat, merasakan, apalagi mencoba produk yang diinginkannya. Keputusan pembelian lebih didasari oleh kepercayaan mereka terhadap performa produk berdasarkan preferensi merek. Tanpa asosoasi merek yang kuat, sulit untuk memasuki dunia e-ecommers. Itulah sebabnya mengapa proses penentuan merek produk sangat urgen untukl diperhatikan oleh perusahaan. Sebagai panduan bagi Anda dalam menentukan merek produk, berikut disajikan beberapa tips yang patut dipertimbangkan.

Merek harus unik
Suatu merek hendaknya memiliki keunikan tertentu dari segi kata, bentuk huruf yang digunakan, warna, komunikasi atau kombinasinya. Tujuan yang ingin dicapai dengan membuatnya unik adalah untuk menarik perhatian konsumen. Tentu saja setelah memperoleh atensi tersebut kita menginginkan agar mereka bersedia mencoba mengenali dan mengingat merek yang bersangkutan. Sekali proses itu terjadi, diharapkan konsumen bersedia menempatkan merek dimaksud dalam benaknya, sehingga setiap waktu membutuhkan produk sejenisnya, maka merek itulah yang terlintas untuk dibeli. Bila kita berbicara tentang air minum dalam kemasan (AMDK) pasti yang ditunjuk kebanyakan orang adalah Aqua. Sebagai perintis AMDK, Aqua juga telah menjadi nama dari sebuah kategori produk dengan posisi pasar yang cukup kuat. Umumnya konsumen yang menginginkan AMDK akan mencari Aqua, sekalipunpenjual memberikan merek yang lain. Keunikan Aqua bukan saja pada tulisannya, tetapi juga kemampuannya membangun persepsi sebagai air minum yang menyehatkan.

Merek harus ringkas.
Umumnya merek produk menggunakan kata yang pendek dan tidak lebih dari 3 (tiga) kata. Jarang sekali kita menemukan merek dalam bentuk kalimat, sekalipun kalimat tersebut pendek. Membuat sebuah merek yang ringkas sama artinya memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Coba saja Abda perhatikan merek-merek deterjen seperti Wings, Daia, Rinso, Soklin, Surf, B-29, Attack, dan Total. Semuanya menggunakan kata yang pendek dan ringkas, Tujuannya jelas, membantu konsumen agar dapat mengingatnya.


Merek harus Menarik.
Selain unik dan ringkas, merek juga harus menarik. Makna menarik adalah memiliki kesan bagus, indah saat diucapkan dan mempunyai unsur atau kesan estetika.Bisa Anda bayangkan sebuah merek produk dengan tulisan lal resep dokter, mungkinkah konsumen tertarik membaca merek tersebut. Kalaupun mereka membacanya apakah ejaannya benar sesuai dengan tulisan. Ini menjadi masalah tersendiri sebelum muncul keputusan untuk membeli. Suatu merek dengan daya tarik tertentu berpotensi membangkitkan keinginan konsumen untuk membeli sekalipun mereka tidak begitu butuh dengan manfaat dari produknya sendiri. Orang terentu tertarik membeli minuman beralkohol bukan karena mereka suka mabuk-mabukan, tetapi karena adanya unsur atau kesan estetis pada kemasan minuman tersebut.

Merek harus Mudah Diucapkan.
Memilih kata untuk sebuah merek haruslah menggunakan kata yang gampang diucapkan. Jangan meminjam kata dari bahasa asing yang tidak cocok dengan lidah konsumen yang dituju. Begitu pula dengan bunyi ejaannya lebih dari satu. Seorang konsumen yang sulit mengeja suatu merek akan cenderung untuk tidak membeli merek tersebut. Ada kekuatiran dalam dirinya suatu saat salah menyebutkannya, sehingga tampak kampungan dan menjadi bahan tertawaan orang lain.

Merek harus Menjadi Identitas.
Dalam situasi penawaranproduk sejenis yang terlalu banyak, maka faktor yang menjadi pembeda dengan produk pesaing adalah merek. Merek yang unik akan berfungsi sebagai identitas produk dengan identitas tertentu. Untuk menghindari duplikasi dan peniruan merek oleh pesaing, maka perusahaan perlu mematenkan merek yang ada dan menjadikannya sebagai trade mark yang permanen. Penonjolan ciri tertentu dalam penentuan merek akan sangat membantu produk untuk menciptakan identitas dirinya. Identitas Coca Cola adalah warna merah, sedangkan Pepsi Cola adalah warna biru. Dimanapun keduanya berada,konsumenselalu mampu membedakannya dari warna tersebut, sekalipun tanpa menggunakan kemasan.

Merk harus Menciptaka Image.
Merek ideal adalah merek yang mampu membangkitkan sugesti bagi pelanggan maupun karyawan perusahaan. Mereka bangga memilikinya karena adanya citra positif dan asosiaso tertentu terhadap merek yang digunakan. Anda rasanya setuju dengan saya bahwa Mercedes-Benz mencitrakan prestise bagi pemakainya. Volvo berasosiasi dengan kata aman, BMW adala the ultimate driving machine, Mercy dengan gaya mewah dan sebagainya. Apapun kategori produk Anda, ciptakanlah image dan asosiasi untuk me-leverage ekuitas mereknya. Ini bisa dicapai dengan mensinkronkan positioning merek dengan performa aktual produk. Sukses untuk produk Anda,Salam Pemasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar