Senin, 28 Mei 2012
BROADBAND MARKETING
Candu internet tengah menyihir sebagian besar masyarakat dari berbagai kalangan tanpa membedakan lokasi geografi dan lapisan demografi. Saban waktu dan tempat kita dapat menemukan seseorang atau sekelompok orang sedang sibuk dan asyik mengotak atik hp / PDA, Tablet maupun laptop dengan beragam aktifitas di internet, mulai dari browsing, chatting, game, belanja online, kirim terima email hingga meng-update status di social media. Demam social media seperti Facebook, Twitter, Youtube dan sebagainya memicu peningkatan trafik internet dan memaksa semua operator penyelenggara akses internet untuk menambah kapasitas jaringannya. Beberapa tahun lalu mayoritas trafik internet dalam bentuk teks dan data, namun belakangan ini bertambah dengan lalu lintas foto dan video, sehingga basis jaringan operator perlu dikembangkan dengan menggunakan teknologi broadband. Terminologi broadband dalam industri telekomunikasi dapat dianalogikan dengan jalan toll bebas hambatan pada sektor transportasi. Kehadiran jaringan broadband memberi keleluasaan pada semua jenis trafik internet baik teks, data / gambar dan video untuk melintas tanpa hambatan dengan kecepatan yang relatif tinggi. Saat ini, varian teknologi broadband yang bisa kita nikmati sehari-hari antara lain adalah HSDPA (GSM 3G), CDMA EVDO dan ASDL (SPEEDY).
Penawaran jasa broadband ke pasar oleh sejumlah operator biasanya tidak menonjolkan flatform teknologi yang digunakan karena cenderung teknis dan sulit dimengerti oleh konsumen, tetapi menyebutkan kecepatan akses yang mampu dicapai, misalnya 1 MBps (1 juta bit per detik), 2 MBps, 3 MBps hingga 7,2 MBps. Pemasaran produk teknologi seperti jasa broadband memerlukan kepiawaian tersendiri karena selain agak teknis, jasa ini juga memiliki ketergantungan pada produk lainnya (HP / PDA atau Modem dimana ia terpasang). Gangguan tidak melulu pada jasa broadband-nya tetapi bisa juga pada terminal yang digunakan oleh pelanggan, namun komplain umumnya mengarah ke operator. Sebagai tips untuk mendukung proses pemasaran dan menjalin hubungan dengan konsumen, penyedia jasa akses internet dapat mempertimbangkan aktifitas berikut :
Product Knowledge, mayoritas konsumen menyukai produk yang mudah digunakan dengan proses set-up dan troubleshooting yang sederhana. Bila kondisi tersebut sulit dipenuhi, maka perusahaan dapat menyediakan contact point berupa Website dan call center yang stanby 24 jam dan mampu memberi solusi terhadap problem yang mungkin dialami oleh konsumen.
Price Affordability, konsumen menginginkan harga yang terjangkau untuk setiap jasa internet yang mereka beli dengan nilai manfaat yang setara baik dari sisi kualitas, kuota pemakaian maupun delivery-nya. Seiring dengan meningkatnya pengguna (user) dan penggunaan (usage) jasa broadband, operator dapat menurunkan nominal harga jual untuk menjangkau basis pelanggan yang lebih besar.
Guaranty and After Sales Service, garansi bukan sekedar jaminan di atas kertas, melainkan komitmen kuat provider untuk merespon secara cepat dan akurat setiap keluhan pelanggan atas ketidaksesuain spesifikasi produk yang mereka terima. Spirit tim pemasaran untuk memperoleh pelanggan baru harus ditopang oleh energi yang besar dibagian backroom dalam memberi layanan purna jual.
Community, Konsumen bukan lagi sekedar pelanggan tetapi sudah menjelma menjadi mitra. Kelompok pelanggan dalam wadah komunitas akan mempererat kemitraan tersebut dan memberi manfaat untuk kedua belah pihak baik konsumen maupun produsen. Melalui komunitas, pelanggan bisa berbagi pengalaman tentang fungsi fitur-fitur PDA / Gadget, download aplikasi, trik-trik mengatasi gangguan dan optimalisasi internet untuk berbagai kegiatan yang bernilai ekonomis serta feedback bagi operator untuk inovasi produk dan layanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar