Kamis, 18 Oktober 2012

BUNDLING MARKETING

Jika Anda rajin memperhatikan iklan televisi atau sering mengunjungi outlet restoran cepat saji (Fast Food) seperti Mc’Donald’s, KFC,Texas, CFC dan lainnya, tentu saja Anda tidak asing dengan istilah Pahe (Paket Hemat), Panas (Paket Nasi), Pak Eko (Paket Ekonomis) dan sebagainya. Sebutan tersebut adalah nama dari beberapa produk makanan yang dijual dalam bentuk paket yang terdiri dari nasi, ayam dan minuman. Konsep paket (bundling) dalam pemasaran bukanlah sesuatu yang baru, hanya saja popularitasnya tidak terlalu menonjol atau bahkan malah kadang tidak begitu disadari oleh produsen maupun konsumen secara umum. Ketika kita makan siang di Warung Tegal, Warung Padang atau warung lainnya, banyak orang yang sering memesan nasi campur. Menu tersebut biasanya berupa sepiring nasi ditambah sejumlah lauk pauk seperti ayam, telur, tempe dan sayuran. Ini adalah contoh paket yang ditemui hampir di semua tempat dan telah ada sejak dulu. Jauh hari sebelum resto cepat saji memperkenalkan istilah di atas, kita telah mengenal dan sering makan nasi campur. Selain itu, masih ada produk makanan tradisional yang juga dijual dalam bentuk paket, misalnya gado-gado. Saya tidak tahu persis apakah model nasi campur dan gado-gado mengilhami mereka untuk memasarkan dengan sistem paket atau memang karena hasil pengkajian dan pengadopsian konsep bundling marketing.
Pemasaran ala paket (bundling) dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu, product bundling (paket bundling) dan price bundling (paket harga). Beda antara keduanya relatif tidak terlalu jelas atau nyaris sama. Untuk mengidentifikasi apakah sebuah paket masuk kategori paket product atau paket harga, kita dapat melihat ada tidaknya hubungan saling ketergantungan antara barang atau jasa yang dipaketkan. Bila barang-barang atau jasa yang dipaketkan berhubungan dan terintegrasi satu sama lain, maka paket tersebut adalah product bundling. Sedangkan barang atau jasa yang dijual dalam bentuk paket dengan harga yang biasanya lebih murah dibandingkan jika dijual satuan, maka paketnya adalah price bundling. Sebagai gambaran terhadap penjelasan ini adalah untuk pembelian barang seperti komputer dengan perangkat multi media, printer dan aksesorisnya dikategorikan paket produk. Namun untuk paket wisata yang dilengkapi dengan tiket pesawat pp, penginapan, jalan-jalan ke lokasi tertentu, voucer belanja dan akomodasi lainnya, maka ini dikelompokkan sebagai paket harga. Di sekitar kita sehari-hari pemasaran dengan cara paket mulai banyak digunakan oleh pemasar dari berbagai industri dan tidak terbatas pada barang dan jasa tertentu saja. Coba perhatikan industri otomotif misalnya, mereka sekarang tidak lagi sekedar menjual kendaraan, tetapi telah dilengkapi produk pendukung seperti fasilitas kredit, asuransi dan kontrak service maupun suku cadang. Begitu pula dengan pengelola jasa wedding organizer, mereka tidak hanya menyediakan gaun pengantin dan cathering namun memaketkannya dengan gedung (space), jasa cleaning service, tenaga security dan aksesories gedung bahkan kendaraan dan room hotel untuk beberapa malam. Dengan demikian, jika Anda ingin menikah atau menikahkan salah satu anggota keluarga, tidak usah pusing dengan urusan gedung, gaun pengantin, mobil, hidangan untuk tamu, MC, hiburan dan berbagai macam tetek bengek lainnya. Hubungi saja penyelenggara dan tinggal tentukan paket mana yang diinginkannya, maka semua urusan akan beres dan Anda sekeluarga dapat menjalani pesta tersebut dengan santai. Dengan menggunakan model pemasaran sistem paket, baik produsen mupun konsumen sama-sama memperoleh keuntungan. Bagi konsumen pemilihan produk melalui paket memberi peluang untuk mendapatkan barang atau jasa dengan harga lebih murah dibandingkan dengan membelinya secara satuan dan terpisah. Kompensasi lainnya bagi konsumen adalah harga dibuat lebih murah dari harga jual barang dalam bentuk eceran atau satuan. Selain itu, memudahkan konsumen untuk menetapkan pilihan dalam proses pembelian produk. Hal ini sangat memungkinkan karena dengan sistem paket, penjual dapat melakukan discount, menekan harga item barang tertentu atau bahkan menjualnya dengan harga pokok sekalipun tidak terlalu masalah. Keuntungan diperolah bukan dari satu item barang pada paket tersebut, tetapi dari harga komulatif paket yang terkait. Jadi untuk produk yang sulit atau jarang laku terjual dapat dipaketkan dengan barang yang banyak diminati konsumen. Bisa Anda bayangkan ketika sedang antri di depan kasir resto cepat saji dan harus memilih satu per satu item menu yang diinginkan. Tentu saja akan menyita banyak waktu dan memperpanjang jumlah pengunjung yang antri, situasi ini tidak menguntungkan kedua belah pihak. Dengan mengemas produk dalam bentuk paket, akan membantu konsumen untuk mengambil keputusan dengan cepat. Kemudian order tersebut direspon oleh Customer Service dalam waktu tertentu, sehingga secara keseluruhan aksi reaksi tadi saling mendukung untuk mempersingkat waktu layanan dan mengurangi jumlah antrian. Selanjutnya model paket sangat membantu konsumen untuk menyesuaikan jumlah uang (budget) yang mereka miliki dengan pilihan paket yang tersedia. Ketika menjamu rekanan atau teman-teman kita untuk suatu acara ulang tahun atau sejenisnya, tentu akan relatif mudah mengestimasi biaya yang diperlukan jika membeli makanan berbentuk paket dibandingkan bentuk eceran. Sementara dalam perspektif produsen, penjualan secara paket akan meningkatkan kecepatan pelayanan dengan signifikan, karena konsumen tidak lagi membutuhkan banyak waktu dalam memilih produk yang diinginkan, tinggal sebut saja paketnya dan petugas counter segera memberikannya. Keuntungan lainnya adalah membuka peluang untuk memperbesar volume penjualan. Produk yang dikemas dalam bentuk paket baik terintegrasi maupun tidak akan saling mendukung satu sama lain. Dukungan dimaksud bisa berupa membantu mendorong penjualan produk yang selama ini sulit terjual dengan menjualnya secara bersama atau mensubsidi silang keuntungannya. Maksudnya agar harga paket bisa lebih murah, tingkat keuntungan produk tertentu bisa dikurangi atau bila menguntungkan dijual dengan harga pokok saja. meskipun keuntungan yang diperoleh dalam penjualan sistem paket lebih rendah (per produk) dibandingkan penjualam eceran, namun keuntungan komulatif lebih besar dapat diraih dari peningkatan volume sales-nya sebagai dampak dari tarikan efek bundling. Hal yang patut dicatat dalam konteks bundling marketing adalah bahwa pemilihan model paket (produk atau harga) haruslah mampu meningkatkan volume transaksi dan mengangkat profitabiblitas usaha perusahaan. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, program tersebut perlu di-review kembali apakah tetap diteruskan atau dihentikan dan melakukan penjualan normal secara satuan atau eceran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar