Banyak peristiwa (event) yang berlangsung setiap saat di
sekitar kita dan kadang terlibat menyaksikan atau menghadirinya secara langsung
maupun menontonnya melalui televisi atau
situs internet seperti Youtube. Mulai
dari resepsi pernikahan, pesta ulang tahun, acara keluarga / pribadi,
pertemuan, seminar, pameran, pentas musik dan
hiburan, kompetisi olah raga, kampanye politik, demonstrasi, prosesi
budaya / adat hingga kegiatan komersial
seperti peluncuran produk dan aktivasi merek. Dulu sebagian besar
penyelenggaraan acara-acara tersebut dilakukan secara swakelola oleh pihak yang
terkait dan berkepentingan atau melalui gotong royong keluarga atau masyarakat.
Namun belakangan ini seiring dengan makin meningkatnya aktivitas ekonomi dan
tuntutan profesionalitas pelaksanaan kegiatan, maka mulai muncul kecenderungan
untuk mengalihkan pengelolaannya kepada pihak
tertentu yang memang memiliki keahlian, pengalaman dan sumber daya dibidang
tersebut. Atas kebutuhan ini, bisnis Event Organizer (EO) mulai tumbuh dan
berkembang diberbagai tempat, khususnya kota-kota besar.
Yudhi Megananda mendefenisikan EO sebagai usaha dalam
bidang jasa yang secara sah ditunjuk oleh kliennya guna mengorganisasikan
seluruh rangkaian acara, mulai dari perencanaan, persiapan, eksekusi hingga
evaluasi, dalam rangka membantu mewujudkan tujuan yang diharapkan klien dengan
membuat acara. Secara umum, EO dapat menawarkan berbagai jenis jasa seperti wedding organizer, Exhibition (MICE),
Creative Development, launching Product, Live Music, Sport Event, Gathering,
Sampling Product, Kontraktor Pameran dan Sales and Marketing Force Agency. Dengan
tawaran variasi jasa yang beragam, bisnis EO tentu tidak sederhana dan
memerlukan keterampilan, pengetahuan maupun jaringan mitra kerja yang luas. Untuk
memulai atau mengembangkan bisnis ini, beberapa tips berikut mungkin bisa
menjadi pijakan bagaimana mengarunginya, yaitu :
Jaringan bisnis, era sekarang identik dengan
kredo “no network no business”.
Hampir tidak ada pekerjaan yang bisa berjalan sendiri tanpa dukungan mitra
kerja, apakah itu hubungan internal antar unit dalam perusahaan maupun relasi
eksternal. Bisnis EO akan mudah berjalan jika telah memiliki klien dan
sponsor serta partnership dengan perusahaan EO lainnya. Jika jaringan bisnisnya
masih kecil dan terbatas maka tugas utamanya adalah memperluas jaringan
tersebut dan membangun kepercayaan pihak-pihak terkait.
Kreatifitas dan Inovasi, karena EO basis bisnisnya
jasa maka intinya terletak pada penawaran event
yang unik dan mampu memenuhi harapan klien. Disini kreatifitas sangat
diperlukan untuk menciptakan acara yang mampu menghibur dan menghidupkan
suasana tanpa meninggalkan misi utama dari kegiatan itu sendiri. Ide atau
gagasan tidak mesti orisinal, namun perlu dibarengi inovasi sehingga klien,
sponsor, mitra maupun khalayak ramai menerimanya dengan kesan yang positif.
Pengalaman, masalah ini klasik tapi diperlukan. Pengalaman identik
dengan jam terbang bagi seorang pilot. Makin banyak jam terbang makin besar dan
luas proyek yang bisa dikerjakan. Jika belum memiliki pengalaman yang memadai
cobalah magang di perusahaan sejenis terlebih dahulu atau kerjakan event-event tertentu yang relatif kecil
dan sederhana, berguru jauh labih bijak daripada memaksakan diri terbang tinggi
tapi akhirnya jatuh.
Modal, hal ini selalu diasosiasikan dengan uang. Prinsipnya
bisnis memang butuh uang, tapi modal tidak melulu uang. Modal paling mahal
adalah kepercayaan, jika dipercaya oleh klien, sponsor dan mita kerja Anda,
proyek akan mudah mengalir meskipun dengan kondisi finansial yang terbatas
dengan melibatkan investor.
Soliditas Tim, eksekusi event sangat bergantung pada tim kerja, baik karyawan internal
maupun mitra. Tanpa dukungan tim yang solid penyelenggaraan kegiatan bakal
berantakan dan gagal.
Dengan bekal tips di atas dan manajemen yang
baik, bisnis EO Anda akan mampu bertahan menghadapi kompetisi dan pasar yang
makin dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar