Pengurangan kuota haji yang
dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi menambah pelik urusan ibadah yang satu
ini, tanpa dikurangi saja peminatnya masih membludak dan sudah antri hingga
beberapa tahun yang akan datang. Overload calon jamaah haji menjadi berkah
tersendiri bagi bisnis penyelenggara umroh. Secara umum perjalanan umroh dapat
dilakukan kapan saja sehingga lebih fleksibel dibandingkan ibadah haji. Umroh
selain bernuansa ibadah juga memiliki dimensi wisata sehingga menjadi bisnis
yang sangat menarik. Menarik karena animo masyarakat tinggi, tanpa batas usia,
bisa dilakukan berulang kali, harga lebih terjangkau dan sepanjang waktu atau
kapan saja. Bisnis apapun yang memiliki daya tarik tinggi lambat laun akan memasuki
situasi kompetisi yang ketat.
Berangkat dari kondisi tersebut, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan oleh pengelola jasa umroh untuk tetap survive dan eksis dalam usaha ini, yaitu :
Product Knowledge, ada
beberapa pengetahuan dasar yang mutlak harus dipahami oleh seorang marketer
sebelum menawarkan produknya yakni mengenal pasar sasaran, mengerti profil
calon pembeli dan tau kondisi persaingan industri yang sedang digeluti serta
mengenal dengan baik produk yang ia jual. Faktor terakhir adalah hal yang
paling esensial, tanpa itu maka marketer ibarat maju ke medan perang tanpa
mengenal senjata yang mereka pegang. Bagaimana mau menang, menggunakan
senjatanya saja belum mahir. Karena itu sangat penting untuk mengerti berbagai
paket umroh mulai dari lama perjalanan, harga, hotel, transportasi, pemandu,
agen, tata cara ibadah, city tour, destinasi (wisata) tambahan dan pernak
pernik lainnya.
Reputasi, belakang
banyak kasus calon jemaah haji maupun umroh yang batal berangkat karena
berbagai sebab, salah satunya masalah profesionalitas. Umroh adalah wisata
spritual, sehingga kepercayaan dan kejujuran sangat penting. Transparansi
tentang proses pendaftaran, biaya, pembimbingan, pra pemberangkatan, dokumen,
syarat dan ketentuan, waktu tunggu dan sebagainya merupakan modal utama. Sekali
reputasi berhasil dibangun dan terjaga maka peminat akan mengalir sendiri dari
referensi jemaah terdahulu.
Network, hampir tidak
ada bisnis yang sukses tanpa dukungan kemitraan dengan berbagai pihak. Marketer
yang memiliki banyak relasi pasti lebih gampang memperoleh calon pelanggan
dibanding mereka yang kurang gaul dan mempunyai kenalan pas-pasan. Menjual
ibarat proses take and give dan itu
mudah dicapai jika sudah terjalin pertemanan (friendship) sebelumnya antara
kedua belah pihak. Jalinlah hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan
dengan komunitas pengajian, majelis ta’lim, ustadz / Kyai, tokoh masyarakat, lembaga
pendidikan / pondok pesantren, asosiasi travel / hotel dan lain-lain.
Experience, guru
terbaik adalah pengalaman. Banyak orang yang sukses karena mampu belajar dari
kesalahan yang telah terjadi sebelumnya. Learning
by doing bukan sekedar tidak mengulangi proses terdahulu yang keliru tetapi
disertai usaha menemukan cara yang lebih baik (inovasi) dalam menjalankan jasa
usaha umroh.
Promosi, bisnis apapun pasti
butuh promosi hanya caranya saja yang berbeda-beda. Metode yang sederhana
dengan mencetak brosur, memasang iklan koran, radio dan TV atau memanfaatkan
kelompok pengajian serta kegiatan arisan warga. Media lainnya adalah
menggunakan internet baik via email,
blog dan sosial media. Kombinasi antara promosi offline dan online tentu akan
lebih efektif apalagi jika dikelola secara profesional. Meskipun umroh bukan
ibadah musiman namun melaksanakan umroh di bulan Ramadhan jauh lebih afdol
dibanding waktu lainnya. Momentum Ramadhan adalah peluang besar bagi agen
perjalanan dengan mengemas paket khusus yang menarik dan harga yang terjangkau
untuk menyempurnakan ibadah puasa umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar