Selasa, 24 September 2013

UMROH MARKETING

Pengurangan kuota haji yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi menambah pelik urusan ibadah yang satu ini, tanpa dikurangi saja peminatnya masih membludak dan sudah antri hingga beberapa tahun yang akan datang. Overload calon jamaah haji menjadi berkah tersendiri bagi bisnis penyelenggara umroh. Secara umum perjalanan umroh dapat dilakukan kapan saja sehingga lebih fleksibel dibandingkan ibadah haji. Umroh selain bernuansa ibadah juga memiliki dimensi wisata sehingga menjadi bisnis yang sangat menarik. Menarik karena animo masyarakat tinggi, tanpa batas usia, bisa dilakukan berulang kali, harga lebih terjangkau dan sepanjang waktu atau kapan saja. Bisnis apapun yang memiliki daya tarik tinggi lambat laun akan memasuki situasi kompetisi yang ketat.
Berangkat dari kondisi tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pengelola jasa umroh untuk tetap survive dan eksis dalam usaha ini, yaitu :
Product Knowledge, ada beberapa pengetahuan dasar yang mutlak harus dipahami oleh seorang marketer sebelum menawarkan produknya yakni mengenal pasar sasaran, mengerti profil calon pembeli dan tau kondisi persaingan industri yang sedang digeluti serta mengenal dengan baik produk yang ia jual. Faktor terakhir adalah hal yang paling esensial, tanpa itu maka marketer ibarat maju ke medan perang tanpa mengenal senjata yang mereka pegang. Bagaimana mau menang, menggunakan senjatanya saja belum mahir. Karena itu sangat penting untuk mengerti berbagai paket umroh mulai dari lama perjalanan, harga, hotel, transportasi, pemandu, agen, tata cara ibadah, city tour, destinasi (wisata) tambahan dan pernak pernik lainnya.
Reputasi, belakang banyak kasus calon jemaah haji maupun umroh yang batal berangkat karena berbagai sebab, salah satunya masalah profesionalitas. Umroh adalah wisata spritual, sehingga kepercayaan dan kejujuran sangat penting. Transparansi tentang proses pendaftaran, biaya, pembimbingan, pra pemberangkatan, dokumen, syarat dan ketentuan, waktu tunggu dan sebagainya merupakan modal utama. Sekali reputasi berhasil dibangun dan terjaga maka peminat akan mengalir sendiri dari referensi jemaah terdahulu.
Network, hampir tidak ada bisnis yang sukses tanpa dukungan kemitraan dengan berbagai pihak. Marketer yang memiliki banyak relasi pasti lebih gampang memperoleh calon pelanggan dibanding mereka yang kurang gaul dan mempunyai kenalan pas-pasan. Menjual ibarat proses take and give dan itu mudah dicapai jika sudah terjalin pertemanan (friendship) sebelumnya antara kedua belah pihak. Jalinlah hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan komunitas pengajian, majelis ta’lim, ustadz / Kyai, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan / pondok pesantren, asosiasi travel / hotel dan lain-lain.
Experience, guru terbaik adalah pengalaman. Banyak orang yang sukses karena mampu belajar dari kesalahan yang telah terjadi sebelumnya. Learning by doing bukan sekedar tidak mengulangi proses terdahulu yang keliru tetapi disertai usaha menemukan cara yang lebih baik (inovasi) dalam menjalankan jasa usaha umroh.
Promosi, bisnis apapun pasti butuh promosi hanya caranya saja yang berbeda-beda. Metode yang sederhana dengan mencetak brosur, memasang iklan koran, radio dan TV atau memanfaatkan kelompok pengajian serta kegiatan arisan warga. Media lainnya adalah menggunakan internet  baik via email, blog dan sosial media. Kombinasi antara promosi offline dan online tentu akan lebih efektif apalagi jika dikelola secara profesional. Meskipun umroh bukan ibadah musiman namun melaksanakan umroh di bulan Ramadhan jauh lebih afdol dibanding waktu lainnya. Momentum Ramadhan adalah peluang besar bagi agen perjalanan dengan mengemas paket khusus yang menarik dan harga yang terjangkau untuk menyempurnakan ibadah puasa umat Islam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar